Hampir Jadi The Reds, Tapi Kenapa Gagal?
Musim panas 2018 seharusnya menjadi momen besar bagi Nabil Fekir. Sang bintang Lyon tinggal selangkah lagi menuju klub impian, Liverpool. Negosiasi berjalan cepat, kontrak disiapkan, dan tes medis dijalani.
Namun secara tiba-tiba, semuanya gagal. Liverpool menghentikan proses tanpa penjelasan memadai. Fekir, yang kala itu siap menjadi pengganti Philippe Coutinho, merasa hancur.
Padahal, nilai transfer sudah disepakati. The Reds kabarnya bersedia membayar £58,5 juta untuk memboyongnya ke Anfield. Namun, di menit terakhir, rencana itu batal total.
Alasan resmi tak pernah diumumkan. Media Inggris menyebut lutut Fekir sebagai penyebabnya. Ia pernah mengalami cedera ACL tiga tahun sebelumnya.
Tetapi Fekir membantah tuduhan itu. Dalam wawancara eksklusif bersama L’Equipe, ia menyebut tak pernah menerima alasan pasti dari klub Merseyside tersebut.
Fekir Bicara Blak-blakan: “Saya Juga Tidak Tahu”
Waktu terus berjalan, namun pertanyaan itu tetap menggantung. Fekir menyebut dirinya juga kebingungan. Ia sudah siap pindah, namun keputusan berubah secara misterius.
“Aku tak pernah diberi alasan,” ujar Fekir. “Tes medis sudah kulalui. Tapi tiba-tiba, semua dihentikan begitu saja.”
Ia merasa rumor yang beredar terlalu menyudutkan. Terutama soal kondisi lututnya yang dinyatakan bermasalah. “Yang diberitakan itu semua bohong,” tegasnya.
Fekir juga meluruskan isu mengenai keluarganya. Beberapa media menyebut keluarganya sebagai penghalang utama transfer. Namun, sang pemain membantah keras.
“Paling menyakitkan adalah ketika keluarga disalahkan. Mereka tidak ada urusan dengan keputusan ini,” kata Fekir sambil menahan kecewa.
Karier Bergeser, Momen Emas Terlewatkan
Gagal bergabung ke Liverpool tentu berdampak besar. Fekir tetap di Lyon satu musim lagi, lalu bergabung dengan Real Betis. Nilai transfernya pun anjlok, hanya sekitar £18 juta.
Lebih menyakitkan lagi, Liverpool di tahun yang sama menjuarai Liga Champions. Mereka diperkuat nama-nama baru seperti Alisson Becker dan Fabinho.
Fekir hanya bisa menonton dari jauh. Padahal, jika transfernya berjalan lancar, mungkin ia ikut merayakan kemenangan di Madrid.
Selain itu, ia memutus hubungan dengan agennya, Jean-Pierre Bernes. Fekir menyalahkan Bernes karena menyebarkan narasi cedera kepada media.
Menurut Fekir, sang agen tidak membelanya saat pemberitaan makin liar. Akhirnya, ia memutuskan mencari jalan sendiri dalam karier profesionalnya.
Kini, ia membela klub asal Uni Emirat Arab, Al Jazira. Walau tetap tampil konsisten, kesempatan bermain di level elite Eropa sudah tertutup.
Liverpool Bergerak Lagi, Tapi Nama Sudah Berbeda
Waktu terus bergulir. Liverpool kini kembali berburu playmaker baru. Nama Florian Wirtz muncul ke permukaan sebagai target utama. Nilai transfernya bahkan mencapai £116 juta.
Situasi itu mengingatkan kembali pada momen Fekir. The Reds memang menyukai pemain kreatif yang punya visi tajam di lini tengah.
Namun, perbedaan besar terletak pada penyelesaian transfer. Kini, dengan manajemen baru dan data medis yang lebih transparan, Liverpool tidak ingin kejadian serupa terulang.
Meski begitu, nama Nabil Fekir akan terus melekat sebagai kisah “nyaris jadi”. Kisahnya membuktikan bahwa transfer sepak bola tidak selalu berjalan sesuai rencana.
Kerap kali, alasan dibalik kegagalan lebih rumit dari yang tampak di permukaan. Ada faktor politik, strategi agen, bahkan kekhawatiran berlebihan dari tim medis.
Fekir pun tampak sudah menerima takdir tersebut. “Saya melanjutkan hidup,” ucapnya. “Mungkin memang bukan takdirku bermain di sana.”