Banyak Opsi Berat, Tapi Timnas Punya Target Tersendiri
Putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 semakin mendekat. Timnas Indonesia bersiap menghadapi tantangan terbesar dalam sejarah sepak bolanya.
Sebanyak 18 tim terbaik Asia akan bertarung memperebutkan enam tiket langsung ke Amerika Utara. Kompetisi semakin sengit. Margin kesalahan makin kecil.
Namun di tengah ketatnya persaingan, skuad Garuda ternyata punya harapan tersendiri. Tim pelatih berharap tergabung dalam satu grup bersama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Lalu, mengapa dua negara itu menjadi lawan idaman? Mari kita bahas satu per satu alasannya.
Arab Saudi: Raksasa yang Pernah Indonesia Repotkan
Arab Saudi tergolong tim papan atas Asia. Mereka lolos ke lima edisi Piala Dunia dan memiliki infrastruktur elite.
Namun, Indonesia punya sejarah menarik saat menghadapi Arab Saudi. Beberapa laga terakhir menunjukkan bahwa Garuda tidak kalah total.
Pada Piala Asia U-23 2024, skuad muda Indonesia bahkan unggul dalam ball possession dan sempat menekan habis Arab Saudi.
Banyak pemain Indonesia tahu gaya main mereka. Itu menjadi modal penting jika kembali berjumpa di babak keempat.
Pelatih Shin Tae-yong juga menyebut Arab Saudi sebagai tim yang “masih bisa dijinakkan jika bermain disiplin.”
Arab Saudi Kerap Kesulitan Lawan Tim Cepat
Salah satu kelemahan Arab Saudi adalah transisi bertahan yang lambat. Ketika berhadapan dengan tim-tim cepat, lini belakang mereka mudah goyah.
Indonesia memiliki banyak pemain cepat seperti Rafael Struick, Marselino Ferdinan, dan Witan Sulaeman. Gaya main Garuda cocok untuk mengeksploitasi celah di belakang bek Arab Saudi.
Ditambah lagi, Arab Saudi tidak sedang dalam performa terbaik. Mereka tersingkir dini di Piala Asia 2023 dan sempat ganti pelatih.
Inilah alasan mengapa banyak pihak menilai Arab Saudi lebih realistis dibanding Jepang atau Korea Selatan.
Uni Emirat Arab: Tim Kaya Tapi Tak Konsisten
Selain Arab Saudi, pelatih Shin Tae-yong juga berharap bertemu Uni Emirat Arab. Tim ini punya banyak pemain mahal dan fasilitas mewah. Namun performa mereka naik turun.
UEA pernah dikalahkan Thailand dan Bahrain dalam laga resmi. Mereka sering kesulitan menghadapi tim dengan pressing agresif.
Indonesia, dengan gaya main cepat dan garis pertahanan tinggi, punya peluang membuat kejutan.
Shin tahu bahwa menghadapi UEA bisa membuka jalan lebih lebar menuju posisi dua besar grup.
Indonesia Tak Takut, Justru Siap Bertarung
Meski ingin bertemu Arab Saudi dan UEA, bukan berarti Indonesia meremehkan mereka. Justru sebaliknya, pelatih dan pemain ingin mengukur sejauh mana kekuatan mereka.
Kapten Asnawi Mangkualam menegaskan bahwa tim siap tempur menghadapi siapa pun. “Kami ingin naik level, maka kami harus hadapi lawan tangguh.”
Pernyataan itu mencerminkan mental baru Timnas. Mereka tak lagi puas menjadi tim penggembira. Mereka ingin menjadi penantang serius.
Peluang Tembus Enam Besar Tetap Terbuka
Dengan sistem baru Kualifikasi Piala Dunia 2026, Asia mendapat enam tiket langsung. Dua tim teratas dari masing-masing tiga grup akan lolos otomatis.
Jika Indonesia bisa tergabung dengan grup yang seimbang, peluang menembus enam besar tetap terbuka.
Melawan Arab Saudi dan UEA memberi skenario yang masih realistis untuk bersaing di papan atas.
Tentu semua itu membutuhkan kerja keras luar biasa dan persiapan matang sejak sekarang.
Dukungan Suporter Jadi Faktor Penting
Pelatih Shin Tae-yong meminta suporter terus mendukung dengan penuh semangat. Atmosfer stadion bisa memberikan energi tambahan bagi para pemain.
Laga kandang harus dimaksimalkan. Bermain di GBK dengan dukungan puluhan ribu fans bisa membuat lawan tertekan sejak menit pertama.
Erick Thohir pun menekankan pentingnya semangat nasionalisme. Ia ingin semua elemen bersatu, tidak hanya berharap pada strategi pelatih.
“Sepak bola itu milik semua rakyat Indonesia. Kalau kita bersatu, tidak ada yang tak mungkin,” ujarnya.
Siapa pun Lawannya, Persiapan Jadi Kunci
Meskipun menginginkan Arab Saudi dan UEA, tim pelatih tetap menyusun skenario menghadapi siapa saja. Mereka mempelajari kekuatan Jepang, Iran, dan Korea Selatan secara paralel.
Shin Tae-yong mempersiapkan tiga sistem berbeda. Ia juga meminta PSSI menyediakan uji coba melawan tim kuat seperti Irak atau Qatar.
Hal ini dilakukan agar pemain terbiasa menghadapi tempo tinggi dan tekanan keras sebelum babak keempat dimulai.
🏁 Penutup: Impian Itu Nyata Jika Diperjuangkan
Timnas Indonesia tidak lagi sekadar berharap keberuntungan. Mereka tahu apa yang mereka mau: lawan yang kuat tapi realistis.
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab bisa jadi batu loncatan. Tapi semua itu harus dilalui dengan strategi, disiplin, dan keberanian.
Garuda sudah terbang sejauh ini. Kini saatnya menantang raksasa, bukan menghindari mereka.
Karena sejarah tidak ditulis oleh tim yang takut. Tapi oleh tim yang berani menantang takdir dan menang melawannya.
Baca Juga: Calon Raksasa Hadang Langkah Timnas di Babak Keempat