Shayne Pattynama Mulai Tersingkir, Timnas Punya Amunisi Baru
1. Dari Bintang Harapan ke Bangku Cadangan
Shayne Pattynama pernah dianggap sebagai masa depan sektor kiri Timnas Indonesia.
Dengan darah keturunan Indonesia dan pengalaman di Eropa, ia mencuri perhatian.
Namun, performanya kini mulai tersisih dari pilihan utama pelatih.
Laga melawan China pada Kamis, 7 Juni 2025, memperjelas situasi tersebut.
Namanya tidak masuk dalam daftar 23 pemain pilihan Patrick Kluivert.
Bukan karena cedera atau hukuman, namun karena kalah bersaing di lapangan.
2. Alarm Bahaya Sudah Berbunyi Sejak Lama
Ini bukan pertama kalinya Shayne tersingkir dari sorotan utama.
Pada laga kontra Australia dan Bahrain, ia hanya duduk di bangku cadangan.
Bahkan, saat lawan Arab Saudi, ia hanya bermain satu menit saja.
Kondisi tersebut jelas bukan pertanda positif bagi seorang pemain nasional.
Setiap menit di lapangan sangat penting untuk menunjukkan kualitas.
Sayangnya, kesempatan itu semakin menjauh dari Shayne akhir-akhir ini.
3. Persaingan di Posisi Bek Kiri Makin Ketat
Sektor kiri Timnas kini menjadi area persaingan paling sengit.
Calvin Verdonk tampil solid dan konsisten sejak pertama kali dipanggil.
Ia kuat dalam duel, disiplin secara taktik, dan rajin membantu serangan.
Selain Calvin, nama Dean James juga mencuri perhatian dengan performa gemilang.
Lalu ada Pratama Arhan, pemain muda yang masih jadi favorit banyak pendukung.
Yance Sayuri pun tidak tinggal diam, ia terus bersaing di level klub dan latihan.
Dalam situasi ini, Shayne tertinggal dalam hal konsistensi dan kontribusi nyata.
4. Performa Klub Jadi Cermin di Timnas
Shayne sempat bersinar bersama Viking FK di Norwegia.
Ia tampil sebagai bek kiri utama dan dipercaya oleh pelatih sepanjang musim.
Namun, segalanya berubah setelah pindah ke KAS Eupen di Belgia.
Di sana, ia jarang tampil penuh dan kehilangan ritme permainannya.
Musim 2024/2025 ia coba bangkit, tapi belum cukup mengesankan staf pelatih.
Kini, Shayne memilih pindah ke Buriram United di Thailand.
Langkah ini mungkin menjadi titik balik jika ia mampu tampil konsisten.
Buriram punya reputasi kuat di Asia Tenggara dan kompetisinya cukup menantang.
5. Kesempatan Masih Ada, Tapi Tak Akan Datang Dua Kali
Shayne masih berusia 26 tahun, usia emas bagi pemain bertahan.
Ia harus segera menunjukkan perkembangan, baik secara teknik maupun mental.
Timnas Indonesia membutuhkan pemain yang siap secara total.
Bersaing di posisi bek kiri bukan hanya soal stamina, tapi juga keputusan cepat.
Jika ingin kembali dipanggil, Shayne harus tampil menonjol di liga Thailand.
Latihan keras dan konsistensi menjadi kunci agar dirinya kembali ke radar pelatih.
Waktu terus berjalan, dan pelatih tak akan menunggu pemain yang tidak berkembang.