Napoli akhirnya meraih gelar juara Serie A 2024/2025 setelah menaklukkan Cagliari dengan skor 2-0. Kemenangan ini tercipta dalam pertandingan yang berlangsung di Stadio Diego Armando Maradona, Sabtu (24/5/2025) dini hari WIB. Napoli mengoleksi total 82 poin, unggul satu angka dari Inter Milan yang juga meraih kemenangan di laga terakhirnya.
Gelar Scudetto ini menjadi pencapaian luar biasa bagi tim asuhan Antonio Conte. Publik Naples merayakan kemenangan ini setelah melalui musim penuh tekanan dan persaingan ketat di papan atas klasemen. Keberhasilan ini bukan hanya soal angka, tetapi juga tentang semangat, ketekunan, dan pengorbanan para pemain.
Perjalanan Menegangkan Menuju Juara
Napoli memulai laga penutup musim dengan semangat juang yang tinggi. Mereka tahu bahwa kemenangan mutlak diperlukan untuk memastikan Scudetto tetap berada di tangan mereka. Dukungan penuh dari tribun stadion menjadi motivasi tambahan bagi pemain, terutama Romelu Lukaku, yang tampil maksimal sepanjang musim. Sejak menit pertama, Napoli langsung menunjukkan ambisi mereka untuk menguasai permainan.
Tekanan semakin meningkat saat kabar dari pertandingan Inter Milan melawan Como terdengar. Inter Milan unggul lebih dulu, dan jika Napoli gagal menang, Scudetto akan melayang ke tangan Nerazzurri. Situasi ini jelas mempengaruhi suasana di stadion. Namun, justru tekanan itu yang membangkitkan semangat juang Napoli. Mereka tetap fokus dan berusaha memberikan yang terbaik.
McTominay Pecahkan Kebuntuan
Pada menit ke-42, Scott McTominay akhirnya memecah kebuntuan. Sebuah sepakan voli akrobatik yang luar biasa membuat stadion bergemuruh. Gol tersebut tidak hanya membuka skor, tetapi juga memberi kepercayaan diri bagi Napoli. Sebelumnya, Cagliari sempat tampil solid dengan pertahanan yang cukup rapat. Namun, kualitas permainan Napoli akhirnya terlihat. Gol McTominay adalah hasil dari penguasaan bola yang matang dan tekanan terus-menerus.
Setelah gol pertama, Napoli semakin agresif. Mereka tahu bahwa satu gol belum cukup. Tim asuhan Conte terus menggempur pertahanan Cagliari. McTominay dan rekan-rekannya semakin percaya diri setelah gol tersebut, sementara Cagliari mulai kesulitan merespons.
Lukaku Membuat Perbedaan
Memasuki babak kedua, Napoli tetap menekan. Hanya butuh enam menit setelah restart, Romelu Lukaku menggandakan keunggulan. Pemain asal Belgia itu menampilkan aksi individu yang menawan, melewati beberapa pemain Cagliari sebelum melepaskan tembakan yang menaklukkan kiper lawan. Gol Lukaku bukan hanya menambah keunggulan, tetapi juga menegaskan dominasi Napoli atas pertandingan ini.
Setelah gol kedua, Napoli mulai mengendalikan tempo permainan. Mereka tidak lagi tergesa-gesa, tetapi tetap menjaga intensitas serangan. Antonio Conte memainkan sejumlah pemain pengganti, termasuk David Neres dan Cyril Ngonge, untuk menjaga kestabilan tim. Cagliari, meski berusaha untuk memberikan perlawanan, kesulitan menembus pertahanan Napoli yang solid.
Napoli Juara: Keberhasilan yang Dirayakan dengan Air Mata
Peluit panjang akhirnya berbunyi, dan skor 2-0 tak berubah hingga akhir pertandingan. Kemenangan itu mengunci gelar Scudetto bagi Napoli, yang sudah lama dinantikan oleh publik Naples. Para pemain dan pelatih merayakan dengan penuh haru. Gelar ini menjadi bukti bahwa kerja keras, dedikasi, dan semangat tak kenal lelah akhirnya membuahkan hasil.
Sambil merayakan, para pemain Napoli menyadari bahwa perjalanan menuju gelar ini tidak mudah. Mereka harus bersaing ketat dengan tim-tim besar, termasuk Inter Milan yang memberikan tekanan hingga pertandingan terakhir. Namun, Napoli menunjukkan kekuatan mental dan konsistensi luar biasa sepanjang musim. Gelar ini bukan hanya tentang trofi, tetapi tentang membuktikan bahwa mereka bisa meraih apa yang sudah lama mereka impikan.
Line-up dan Statistik
Napoli (2-0 Cagliari):
Alex Meret; Giovanni Di Lorenzo, Amir Rrahmani, Mathias Olivera, Leonardo Spinazzola (Pasquale Mazzocchi 85′); Matteo Politano (David Neres 61′), Frank Anguissa (Cyril Ngonge 85′), Billy Gilmour, Scott McTominay; Giacomo Raspadori (Philip Billing 85′), Romelu Lukaku (Giovanni Simeone 76′).
Pelatih: Antonio Conte.
Cagliari:
Alen Sherri (Giuseppe Ciocci 82′); Gabriele Zappa, Yerry Mina, Sebastiano Luperto; Nadir Zortea (Jose Palomino 57′), Michel Adopo, Antoine Makoumbou (Razvan Marin 57′), Alessandro Deiola, Tommaso Augello (Adam Obert 74′); Nicolas Viola (Kingstone Mutandwa 57′); Roberto Piccoli.
Pelatih: Davide Nicola.
Antonio Conte: Sang Arsitek Keberhasilan
Pelatih Napoli, Antonio Conte, memainkan peran kunci dalam keberhasilan ini. Sejak bergabung dengan tim, ia berhasil memberikan struktur dan kedisiplinan yang solid. Tidak hanya itu, ia juga mampu memotivasi pemain untuk tampil maksimal. Pilihan strategi yang tepat dan pengelolaan rotasi pemain menjadi kunci dalam mempertahankan performa tim selama musim yang panjang dan melelahkan.
Conte juga berhasil menjaga semangat juang para pemainnya, meski tekanan semakin besar. Baginya, gelar Scudetto ini bukan hanya soal hasil akhir, tetapi tentang bagaimana timnya bermain bersama sebagai sebuah kesatuan. Di bawah asuhannya, Napoli menunjukkan kedalaman skuad yang luar biasa, dengan berbagai pemain yang dapat tampil sebagai pahlawan di berbagai laga.
Peringkat Akhir Serie A: Perjuangan yang Menyentuh Hati
Dengan hasil ini, Napoli menutup musim 2024/2025 sebagai juara Serie A, dengan total 82 poin. Mereka unggul tipis satu angka dari Inter Milan yang berada di posisi kedua. Keberhasilan ini mengakhiri penantian panjang Napoli untuk meraih gelar Serie A, yang terakhir kali mereka raih pada musim 1989/1990.
Perjuangan Napoli untuk merebut Scudetto musim ini bukan hanya soal hasil akhir, tetapi tentang perjalanan yang penuh lika-liku. Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa kerja keras, ketekunan, dan semangat juang yang tak pernah padam bisa membawa sebuah tim meraih kesuksesan yang diimpikan. Gelar ini tidak hanya untuk para pemain dan pelatih, tetapi juga untuk seluruh pendukung Napoli yang setia mendukung tim sepanjang musim.