Dua Nama, Satu Klub, Harapan Berbeda
Barcelona kembali melahirkan bintang muda yang mencuri perhatian dunia. Namanya Lamine Yamal, pemain sayap berusia 16 tahun yang terus mencetak sejarah baru.
Namun, sejak debutnya, banyak yang langsung menyandingkan Yamal dengan legenda klub: Lionel Messi.
Perbandingan ini tidak bisa dihindari. Tapi seberapa adil perbandingan ini? Apakah Yamal benar-benar berada di jalur yang sama dengan Messi?
Untuk menjawabnya, mari kita bedah statistik mereka saat sama-sama berusia 18 tahun.
Messi dan Yamal, Latar Belakang Debut yang Berbeda
Messi menjalani debut senior bersama Barcelona pada 2004. Ia bermain saat usianya masih 17 tahun, dan pelan-pelan mencuri perhatian dunia.
Sedangkan Yamal melakukan debutnya di usia 15 tahun pada musim 2022/2023. Ia langsung masuk radar pelatih Xavi dan mendapatkan menit bermain lebih banyak di usia lebih muda.
Namun, yang perlu diingat, Messi menembus tim utama di era persaingan fisik lebih keras. Sementara Yamal datang di era yang lebih akomodatif untuk pemain muda.
Statistik Gol dan Assist: Messi Jauh Lebih Efisien
Jika kita fokus pada kontribusi langsung terhadap gol (goal contribution), perbedaan antara keduanya sangat mencolok.
Lionel Messi di usia 18 tahun (2005/2006):
- 25 penampilan
- 8 gol
- 3 assist
- 1 gol setiap 165 menit
Lamine Yamal hingga pertengahan usia 17 (2024/2025):
- 40 penampilan
- 4 gol
- 7 assist
- 1 kontribusi gol setiap 210 menit
Terlihat jelas bahwa Messi lebih klinis saat berada di sepertiga akhir. Ia tidak hanya mencetak lebih banyak gol, tapi juga melakukannya dalam jumlah laga yang lebih sedikit.
Yamal memang unggul dalam urusan assist. Namun, dalam hal penyelesaian akhir, Messi berada jauh di depan.
Gaya Bermain Juga Sangat Berbeda
Yamal memiliki kecepatan dan kemampuan dribel luar biasa. Ia sering mengambil peran sebagai pengumpan terakhir sebelum tercipta peluang.
Messi, di sisi lain, adalah mesin gol sejak muda. Ia mampu menembus pertahanan lawan dengan satu-dua langkah dan menyelesaikan peluang secara instingtif.
Palmer, rekan Yamal di akademi, pernah berkata: “Yamal lebih senang memberi bola. Messi dulu ingin menghancurkan gawang.”
Perbedaan gaya ini membuat mereka sulit dibandingkan secara mentah. Namun, produktivitas tetap menjadi tolak ukur utama dalam dunia profesional.
Messi Mendobrak Tim Utama Lebih Cepat
Meskipun Yamal debut di usia lebih muda, Messi menyegel tempat reguler di tim utama lebih cepat. Ia mulai menjadi starter di musim keduanya, dan langsung mencetak gol penting di La Liga dan Liga Champions.
Yamal masih bergantian posisi dengan Raphinha dan Ferran Torres. Ia belum menjadi pilihan utama secara konsisten, meskipun potensinya sangat besar.
Artinya, Messi tidak hanya mencuat, tapi juga langsung mengambil alih panggung. Sementara Yamal masih berada dalam fase eksplorasi dan penyesuaian.
Mentalitas Menjadi Pembeda Besar
Messi menunjukkan mental juara sejak remaja. Ia tampil tenang dalam laga besar dan tidak gentar menghadapi tekanan.
Yamal, meskipun berani, masih belajar menghadapi ekspektasi besar dari media dan fans. Dalam beberapa laga, ia terlihat gugup dan terlalu cepat mengambil keputusan.
Mentalitas itu yang membuat Messi terus berkembang menjadi ikon dunia. Ia tidak hanya berbakat, tapi juga kuat secara psikologis.
Yamal punya waktu untuk membentuk aspek itu. Namun, perjalanan menuju level Messi akan sangat menantang.
Harapan Tinggi Jangan Jadi Beban Berat
Membandingkan Yamal dengan Messi memang tidak bisa dihindari. Tapi yang harus diingat, Messi hanya satu. Ia bukan standar yang mudah dicapai.
Barcelona harus hati-hati. Jika beban perbandingan ini terlalu berat, Yamal bisa kehilangan arah perkembangan.
Pelatih, fans, dan media perlu memberi ruang untuk tumbuh. Yamal tidak harus menjadi Messi. Ia hanya perlu menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.
Dengan begitu, ia bisa menciptakan jalur sukses tanpa bayang-bayang legenda.
Kesimpulan: Yamal Masih Jauh, Tapi Masih Ada Waktu
Dari segi statistik, Messi unggul jauh dalam kontribusi gol saat berusia 18 tahun. Namun, Yamal masih memiliki waktu untuk menyusul.
Yang dibutuhkan Yamal saat ini adalah konsistensi, ketenangan, dan pembinaan yang tepat.
Messi melangkah cepat karena mental dan bakatnya seimbang. Yamal pun bisa demikian, selama ia fokus pada perkembangan diri, bukan tekanan eksternal.
Barcelona kini menyaksikan awal dari bintang baru. Namun apakah ia bisa menyamai Messi, hanya waktu yang bisa menjawab.
Baca Juga: Cole Palmer Puji Maresca: Taktik Jitu Hancurkan PSG!