Semifinal Liga Champions: Ketika Darah Muda Menantang Umur Senja
Barcelona dan Inter Milan akan bentrok di semifinal Liga Champions.
Pertemuan ini mempertemukan dua filosofi berbeda dalam satu panggung megah.
Satu tim dipenuhi darah muda.
Tim lainnya dipenuhi pengalaman dan ketenangan usia.
Barcelona datang dengan semangat baru.
Mereka baru saja menjuarai Copa del Rey.
Kemenangan atas Dortmund menambah kepercayaan diri mereka.
Skuad mereka segar, agresif, dan berani mengambil risiko.
Baca Juga: Barcelona Menjadi C 2024/2025 Setelah Kalahkan Real Madrid
Hansi Flick memercayakan Barcelona kepada para pemain muda.
Usia rata-rata skuad hanya 25,1 tahun.
Lamine Yamal jadi simbol keberanian proyek regenerasi ini.
Usianya baru 17 tahun.
Namun perannya sangat vital di lini serang.
Pau Cubarsi juga mencuri perhatian.
Bek tengah ini baru berusia 18 tahun.
Namun ia tampil tenang melawan penyerang-penyerang top Eropa.
Nama lain seperti Marc Bernal dan Hector Fort ikut mengisi skuad utama.
Semua masih remaja.
Di sisi lain, Inter Milan membawa aroma veteran ke lapangan.
Simone Inzaghi percaya pada pengalaman.
Skuadnya punya rata-rata usia 29,5 tahun.
Francesco Acerbi jadi yang paling tua dengan usia 37 tahun.
Henrikh Mkhitaryan, Yann Sommer, dan Arnautovic sudah berusia 36 tahun.
Tapi mereka masih jadi pilihan utama.
Matteo Darmian dan Stefan de Vrij juga masuk kategori senior.
Namun kualitas mereka belum menurun.
Pertarungan ini bukan sekadar soal strategi.
Ini tentang waktu yang sedang berbicara.
Yang satu baru memulai.
Yang lain menolak untuk selesai.
