Latihan di Eropa, Qatar dan UEA Tunjukkan Keseriusan Penuh
Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026, negara-negara Asia mulai memperlihatkan keseriusannya. Qatar dan Uni Emirat Arab memilih Eropa sebagai lokasi persiapan. Keputusan ini menegaskan target tinggi mereka.
Qatar menggelar latihan intensif di Austria. Sementara itu, UEA menetapkan Portugal sebagai lokasi pemusatan latihan. Kedua negara ini ingin para pemain terbiasa menghadapi lawan kuat. Karena itu, mereka memilih negara dengan atmosfer sepak bola kompetitif.
Qatar tidak sekadar latihan fisik. Mereka juga menjadwalkan uji coba dengan tim-tim Eropa. Tujuannya jelas, mengasah kemampuan dan membangun chemistry antarpemain. Hal yang sama juga dilakukan UEA. Mereka ingin skuadnya lebih padu dan tajam.
Langkah ini patut diacungi jempol. Karena selain fasilitas kelas dunia, Eropa juga memberi tantangan nyata. Situasi ini menunjukkan bahwa mereka tidak ingin tampil seadanya. Mereka ingin menjadi wakil Asia yang layak diperhitungkan.
Timnas Indonesia Hanya Gelar Uji Coba di Surabaya
Berbeda dengan Qatar dan UEA, Timnas Indonesia memilih jalur sederhana. Mereka hanya menjalani uji coba di dalam negeri. Tepatnya, di Surabaya. Stadion Gelora Bung Tomo kembali menjadi saksi perjuangan Garuda.
Pelatih Shin Tae-yong tetap optimis dengan keputusan ini. Menurutnya, uji coba lokal tetap efektif jika dijalankan serius. Indonesia akan menghadapi lawan dari Asia Tenggara dan Timur Tengah. Ini dilakukan untuk menjaga ritme permainan.
Namun publik bertanya-tanya. Apakah uji coba di Surabaya cukup efektif? Mengingat lawan yang akan dihadapi di kualifikasi bukan lawan enteng. Apalagi beberapa calon lawan punya pengalaman dan level kompetisi tinggi.
Meski demikian, STY menegaskan bahwa timnya terus menunjukkan perkembangan. Latihan berjalan konsisten. Pemain-pemain muda seperti Marselino Ferdinan dan Rafael Struick menunjukkan semangat besar. Mereka siap bersaing di level internasional.
Kesenjangan Persiapan yang Semakin Terlihat
Jika kita bandingkan secara objektif, terlihat kesenjangan persiapan yang cukup lebar. Negara seperti Qatar dan UEA rela keluar biaya besar. Mereka menargetkan hasil maksimal. Karena itu, mereka tidak main-main dalam hal persiapan.
Indonesia, di sisi lain, masih terbatas pada pendekatan lokal. Beberapa faktor menjadi alasan. Mulai dari anggaran, jadwal kompetisi lokal, hingga kesiapan pemain. Namun, jika ingin bersaing di level atas, perbedaan ini perlu diperhatikan serius.
Sepak bola modern menuntut kesiapan maksimal. Bukan hanya soal fisik, tetapi juga soal taktik dan mental. Latihan di luar negeri bisa memberikan itu semua. Apalagi jika diselingi dengan uji coba melawan tim kuat.
Shin Tae-yong pasti paham kondisi ini. Ia pernah menyuarakan keinginan latihan di luar negeri. Namun hingga kini, rencana itu belum terealisasi. Mungkin karena kendala logistik atau perencanaan dari federasi.
Publik Mulai Soroti Langkah PSSI
Netizen mulai ramai membahas strategi PSSI. Banyak yang menyayangkan keputusan latihan lokal. Apalagi jika melihat negara lain begitu total mempersiapkan diri.
Beberapa pengamat menyebut bahwa Indonesia punya potensi. Namun tanpa dukungan maksimal, potensi itu tidak akan berkembang. Perlu strategi jangka panjang, bukan hanya keputusan jangka pendek.
Publik menuntut transparansi dan kesiapan nyata. Karena mereka sudah terlalu lama menunggu prestasi besar. Kualifikasi Piala Dunia 2026 dianggap sebagai momentum emas. Apalagi format kualifikasi kini memberi peluang lebih besar untuk Asia.
Jika Indonesia bisa lolos ke ronde selanjutnya, jalan menuju Piala Dunia semakin terbuka. Namun untuk itu, persiapan harus benar-benar matang. Tidak cukup hanya latihan dan uji coba biasa.
Harapan Masih Terbuka, Tapi Waktu Terus Menyempit
Meski Indonesia belum latihan di luar negeri, peluang belum tertutup. Masih ada waktu untuk mengejar ketertinggalan. Tapi waktu itu tidak banyak. Setiap hari sangat berarti dalam persiapan menuju kualifikasi.
STY punya rekam jejak bagus. Ia berhasil membentuk tim muda yang kompetitif. Namun tanpa dukungan penuh dari federasi, semua kerja keras itu bisa sia-sia. Karena itu, penting bagi PSSI segera ambil langkah progresif.
PSSI perlu melihat Qatar dan UEA sebagai cermin. Jika ingin bersaing, Indonesia juga harus mulai berani keluar dari zona nyaman. Mungkin tidak perlu ke Eropa. Tapi setidaknya, latihan di luar negeri bisa menjadi solusi ideal.
Negara-negara tetangga seperti Thailand dan Vietnam pun mulai serius. Mereka juga berencana menggelar pemusatan latihan di luar. Maka, jika Indonesia ingin lebih baik, tidak boleh hanya diam di tempat.
Garuda Butuh Sayap Lebih Kuat
Timnas Indonesia memiliki potensi besar. Tapi potensi itu butuh ruang untuk berkembang. Salah satunya dengan memperkuat fondasi persiapan.
Latihan dan uji coba di Surabaya memang bisa memberi manfaat. Tapi jika ingin melangkah lebih jauh, tim ini butuh pengalaman lebih luas. Mereka harus terbiasa bermain di luar zona nyaman.
PSSI memiliki peran krusial. Mereka bukan hanya pengatur jadwal. Tapi juga penentu arah masa depan sepak bola nasional. Semakin cepat mereka bertindak, semakin besar peluang Indonesia membuat kejutan.
Publik akan terus mendukung. Tapi dukungan itu harus dibalas dengan keseriusan. Jika tidak, mimpi ke Piala Dunia akan terus menjadi harapan tanpa kepastian.
Penutup: Siapa Paling Siap Menuju 2026?
Qatar dan UEA sudah mengayunkan langkah besar. Mereka terbang ke Eropa demi hasil maksimal. Sementara itu, Indonesia masih berkutat di level lokal. Meskipun semangat tinggi, persiapan harus lebih konkret.
Jika ingin membuat sejarah, Garuda harus mengepak lebih tinggi. Dan semua itu dimulai dari keputusan hari ini.
Baca Juga: Persib Bandung vs Western Sydney Wanderers: Uji Coba Pererat Hubungan Indonesia-Australia