Joao Felix Tersesat di Eropa, Kini Ingin Pulang ke Benfica
Joao Felix pernah menjadi harapan besar sepak bola Portugal.
Namun sejak hijrah dari Benfica ke Atletico Madrid, segalanya mulai berubah.
Bukan ke arah yang lebih baik, tapi justru sebaliknya—menuju ketidakpastian.
Dari status pemain termahal La Liga, kini Felix seolah tak diinginkan siapa pun.
Barcelona tak melanjutkan pinjamannya.
Chelsea pun enggan menawarkannya kontrak tetap.
AC Milan? Sama saja, bahkan tak berpikir dua kali untuk melepasnya.
Karier Menanjak Cepat, Lalu Terjun Bebas
Semua bermula dari musim magis di Benfica.
Felix mencetak gol, mencuri perhatian, dan jadi incaran banyak klub.
Atletico Madrid datang membawa uang besar: €126 juta.
Felix pun resmi menjadi pemain termahal dalam sejarah klub Spanyol itu.
Ekspektasi membumbung tinggi.
Sayangnya, performanya tak pernah stabil.
Musim berganti, pelatih datang dan pergi, namun Felix tetap sulit menyatu.
Ia mencetak 25 gol selama tiga setengah musim.
Jumlah itu jelas jauh dari label “pemain bintang”.
Barcelona, Chelsea, dan AC Milan: Tiga Pintu yang Tertutup
Felix mencoba menyelamatkan karier lewat peminjaman.
Barcelona jadi pilihan pertama, tapi hasilnya mengecewakan.
Ia tampil kurang meyakinkan di bawah Xavi, bahkan sering duduk di bangku cadangan.
Tak lama kemudian, Chelsea mencoba peruntungan.
Namun pelatih Enzo Maresca tidak terkesan dengan kontribusinya.
Felix gagal bersinar, bahkan sulit beradaptasi dengan Premier League.
AC Milan jadi pelabuhan berikutnya.
Sayangnya, petualangan di Italia juga berujung pahit.
Rossoneri tidak tertarik untuk mempermanenkannya.
Felix kembali ke titik nol.
Tidak Laku di La Liga, Bundesliga Pun Tak Tertarik
Kini banyak klub mulai ragu untuk merekrut Felix.
La Liga jelas tak antusias, mengingat rekam jejaknya yang suram di Spanyol.
Bahkan klub-klub papan tengah pun tak menunjukkan minat.
Bundesliga dan Ligue 1? Sepi.
Serie A? Sudah dicoba dan gagal.
Premier League? Sudah membuktikan bahwa itu bukan habitat ideal bagi Felix.
Keadaan ini menempatkan Felix dalam posisi sulit.
Tak banyak klub elit yang siap berjudi dengan pemain penuh potensi namun minim konsistensi.
Sinyal Pulang Kampung: Benfica dalam Pikiran
Di tengah karier yang membingungkan, Felix mengisyaratkan satu hal mengejutkan.
Ia ingin kembali ke Benfica, klub masa kecilnya.
Tempat di mana ia merasa nyaman, dicintai, dan dihargai.
Felix menyebut nama Bruno Lage sebagai sosok penting.
Pelatih yang mengenalnya sejak awal karier dan membentuk mentalitasnya.
“Bruno Lage sangat penting dalam hidup saya,” ucapnya kepada Mundo Deportivo.
“Saya akan senang kembali ke Benfica.”
Pernyataan ini jelas bukan basa-basi.
Felix butuh rumah baru—yang sebenarnya adalah rumah lamanya.
Benfica mungkin satu-satunya klub yang siap menyambutnya kembali dengan tangan terbuka.
Apakah Ini Jalan Terbaik untuk Menyelamatkan Kariernya?
Joao Felix telah melewati banyak pintu, namun tak satu pun menjadi tempat tinggal.
Ia pergi terlalu cepat, dengan beban ekspektasi terlalu besar di usia terlalu muda.
Namun, setiap perjalanan bisa dimulai ulang.
Kembali ke Benfica bukan langkah mundur, melainkan penyelamatan.
Felix butuh kepercayaan, ritme permainan, dan lingkungan yang mendukung.
Jika Benfica benar-benar memberinya ruang, bukan mustahil ia kembali ke performa terbaik.
Talenta Felix tak pernah hilang, hanya butuh waktu dan tempat untuk berkembang.
Kesimpulan: Waktunya Merendah untuk Kembali Terbang
Joao Felix bukan pemain gagal.
Ia hanya tersesat di hutan rimba sepak bola Eropa.
Kini, ia ingin kembali ke akar—ke tempat segalanya dimulai.
Benfica bisa jadi panggung kebangkitannya.
Jika berhasil, Felix bukan hanya akan menyelamatkan kariernya, tapi juga membungkam semua kritik.
Karier bukan soal jalan lurus, tapi tentang bagaimana kembali ke arah yang benar.
Dan mungkin, arah itu adalah pulang ke rumah: Benfica.
Baca Juga: Noni Madueke Siap Gabung Arsenal, Chelsea Tunggu Tawaran
